Film Pendek Indonesia Terbaik Dan Paling Recommended!
Siapa bilang film pendek kalah sama film box office?
Faktanya, short film atau film durasi pendek udah jadi favorit baru gen Z dan milenial. Soalnya, film jenis ini menampilkan kesan yang langsung dan terus terang.
Bahkan sekarang ini, ada banyak film pendek Indonesia yang go internasional dengan mengangkat tema-tema asli Indonesia.
Kayak semua film di list kita kali ini, prestasi nya di kancah internasional patut diacungi jempol!
Apa aja film pendek Indonesia terbaik ini?
Langsung aja check it out ya …
Table of Contents
13 Film Pendek Indonesia Terbaik
Kayak yang kita bilang tadi, film-film pendek ini hadir dengan konsep kedaerahan. Jadi jangan heran ya kalau nemu film-film yang pakai Bahasa Jawa!
1. Anak Lanang – Film Pendek Terbaik IFF ke 14
Dalam Bahasa Indonesia, Anak Lanang berarti Anak Laki-laki. Film besutan Wahyu Agung Prasetyo ini berhasil mengejutkan dunia dengan masuk sebagai nominasi dan pemenang Indonesian Film Festival (IFF) di Australia yang ke 14 dalam Short Film Competition.
Ceritanya tentang 4 orang anak yang bicara tentang kehidupan mereka di atas sebuah becak. Kerennya, film dengan tema Unkown ini udah pernah memenangkan Honorable Mention dalam Panasonic Young Filmmaker 2017.
Selain itu, Anak Lanang juga menjadi Official Selection di acara Jogja-NETPAC Asian Film Festival ke-12. Nggak heran deh kalau banyak memenangkan kontes, soalnya didukung oleh aktor lokal, kayak Adi Marsono, Khoirul Ilyas Ariatmaja, Satrio Satya Purnama, serta Muhammad Khildan Habibie.
Prestasi internasional yang keren ini sekaligus jadi bukti kualitas Ravana Films dan Wahyu Agung Prasetyo dalam menggarap film bertema kehidupan jalanan masyarakat Indonesia.
2. Lemantun
Film satu ini mengajarkan nilai kehidupan yang tak ternilai harganya. Seorang ibu nggak bisa memberikan warisan berupa harta berharga kayak yang diharapkan anak-anak jaman now.
Ibu itu cuman bisa kasih kelima anaknya masing-masing 1 lemari dengan berbagai model yang berbeda. Semua anak-anak nya udah pada hidup enak dan berkeluarga, kecuali Tri, anak ketiga yang masih hidup sama si Ibu.
Padahal, Ibu nya bicara kalau lemari nya harus dikeluarkan dari rumah itu pada hari itu juga. Kalau nggak, maka mereka akan didenda 100 ribu per harinya.
Padahal, Tri masih belum punya rumah. Jadi dia bingung harus menaruh nya dimana. Tri sempat mau menitipkan lemari itu di tempat temannya, tapi Ibu nya melarang dan bilang itu akan jadi hal yang paling memalukan.
Di akhir cerita, semua lemari yang diberikan ke anaknya itu nggak dimanfaatkan sebagaimana mesti nya. Ada yang dijual, ada yang dibuang, bahkan ada yang di taruh gudang.
Sementara itu, Tri menggunakan lemari nya untuk berjualan bensin di depan rumah.
Jadi, nilai yang ingin disampaikan adalah jangan melihat suatu peninggalan orang tua hanya dari bentuk fisiknya, tapi lihat gimana kamu menggunakannya.
3. Balik Jakarta
Saking kerennya kehidupan di Indonesia, Kedutaan Federal Jerman pun tertarik mengangkatnya menjadi short film. Bahkan, ide ini langsung di dukung oleh perusahaan besar Indonesia, yaitu PT Solusi Data Mandiri.
Film yang menceritakan kejadian sehari-hari di Jakarta ini akhirnya digarap oleh Studio Antelope. Film ini dikemas dengan adegan apa adanya oleh para karakter.
Ceritanya adalah tentang seorang sarjana bernama Togar yang berprofesi sebagai ojek. Secara nggak sengaja, ia ketemu sama Ghunter, turis asal Jerman yang pernah menghabiskan masa kecil di Indonesia.
Ghunter menunjukkan sebuah foto rumah masa kecil nya dan meminta Togar mengantarkannya ke rumah itu. Gara-gara padatnya Jakarta sekarang ini, tentu usaha mereka jadi lebih sulit dari yang kamu bayangkan.
Selain itu, Ghunter juga nggak ingat betul tentang daerah rumah itu.
4. Elegi Melodi
Apa yang bakal kamu lakukan kalau punya cita-cita sejak dari kecil?
Tentu kamu bakal berjuang mati-matian buat mewujudkannya kan?
Inilah yang dilakukan oleh seorang Ibu bernama Melodi yang punya mimpi jadi seorang penyayi sejak kecil. Sayangnya, semangat nya ini harus terhalang oleh kenyataan kalau dia udah divonis terkena kanker.
Kisah ini menjadi begitu memilukan gara-gara Melodi tetap berjuang keras untuk mewujudkan cita-cita nya dan merilis lagu untuk dinyanyikan dalam upacara pemakaman nya.
Melodi nggak sendiri. Putranya bernama Rio, seorang gamer, setia menemani perjuangannya untuk meraih cita-cita. Dibantu oleh Akmal, seorang cameraman dengan visi yang unik, mereka tetap berusaha bikin sebuah video clip untuk sang ibu.
Nilai yang bisa kita ambil dari film ini adalah cita-cita kadang-kadang nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Pada titik tertentu, justru kamu mau membangkitkan kembali cita-cita yang telah terkubur lama.
Selain itu, ini juga menggambarkan gimana perjuangan keras seorang Ibu dalam menghadapi kanker serta tetap bersi kukuh untuk mewujudkan cita-citanya. Serta, gimana seorang anak yang setia untuk menemani ibunya menggapai cita-cita.
5. Sebelah
Apa yang kamu pikirkan saat pertama kali mendengar judul film satu ini?
Ternyata, film satu ini bercerita tentang seorang gadis psikopat. Kejadian pembunuhan yang dilakukan si gadis terus berulang dengan cerita yang sama.
Delia, sang cewek psikopat, membunuh beberapa kekasih hatinya di sebuah kamar apartemen dengan metode yang sama. Dia kenalan sama si cowok-cowok itu saat pertama kali bertemu.
Setiap menjalani hubungan asmara, Delia selalu mengajak cowok-cowok nya tinggal satu kamar apartemen sama dia. Dia menggoreskan benda tajam ke tangannya dan mengaku kalau itu cuman luka bekas cakaran kucing.
Tapi setelah kekasih nya penasaran tentang suara-suara kekerasan yang terjadi di kamar Delia, saat itu juga si cewek menusuk kekasih lamanya dari belakang hingga tewas.
Delia selalu selamat gara-gara ada sang kekasih baru yang datang ke kamar nya untuk membantu Delia menyelesaikan hidup sang kekasih lamanya.
Kejadian itu terus berulang hingga waktu yang akan menjawab semua kejadian aneh ini.
Ternyata setelah ditelusuri lebih dalam lagi, ternyata Delia ini mengidap penyakit self-injury. Artinya, dia bakal melukai dirinya sendiri untuk memuaskan rasa penasarannya.
Gimana kalau kamu ketemu cewek manis tapi punya sifat kayak Delia?
6. Durable Love
Kenal sama Joko Anwar?
Sosok sutradara dan penulis senior di Indonesia ini beberapa kali menerbitkan serial film dan box office yang langsung booming! Buktinya, sederetan film horor Indonesia kayak Ratu Ilmu Hitam, Perempuan Tanah Jahanam, serta Pengabdi Setan punya banyak fans setia!
Selain populer gara-gara film horor, nama Joko Anwar juga langsung meroket setelah menggarap film romantis berjudul Durable Love tahun 2011 lalu.
Ceritanya, Karina Salim sangat menikmati hidup nya sebagai sosok cewek single yang bebas kemanapun. Pemikiran itu akhirnya berubah saat ia ketemu sama sosok cowok yang workaholic.
Kerennya, hubungan keduanya bisa bertahan dengan masing-masing karakter yang saling menghargai, mengerti, dan rela terhadap hobby nya. Ini mengajarkan gimana sikap kita buat mempertahankan apa yang kita miliki, terutama seorang yang spesial di hidup ini.
Cerita ini dibalut dengan sentuhan-sentuhan komedi yang berkelas sehingga nggak cuman bikin kamu trenyuh karena cerita nya yang romantis, tapi juga menikmati storyline yang fresh dan bikin kamu sedikit mikir arti joke itu.
Emang sih film ini cuman di-cover dalam waktu 11 menit. Tapi sesingkat itu, kamu udah bisa mengerti dalamnya arti sebuah hubungan asmara.
Saran aja sih. Kalau cewek kamu super posesif dan nggak mau terima kesibukan kamu, mending ajak dia nonton film ini deh.
7. Sandekala
Meski nggak ngerti artinya, kita rasa kamu bakal merinding juga waktu baca judul ini.
Dalam Bahasa Jawa, Sandekala berarti senja pergantian antara siang dan malam. Orang Jawa sih percaya kalau waktu ini adalah waktu makhluk-makhluk halus berkaliaran.
Kepercayaan ini diangkat jadi sebuah karya yang menggila oleh sosok Risa Saraswati, seorang penyanyi dan penulis buku. Cerita ini berawal dari seorang ibu yang mengajak anaknya pulang saat maghrib.
Mereka lewat sebuah lorong. Mulai dari awal aja udah kerasa banget suasana sunyi dan gelap yang mencekam. Sampai mereka tiba di sebuah pertigaan yang seharusnya mereka belok kiri.
Sang anak nggak mau diajak lewat kiri, padahal biasanya mereka lewat situ. Akhirnya mereka lewat kanan dan akhirnya setelah berjalan beberapa lama, mereka sampai di tempat yang sama.
Beberapa kali mereka lakukan hal yang sama, dan akhirnya mereka sampai di pertigaan itu lagi. Akhirnya mereka pilih belok kiri. Dari situlah ada sosok hantu yang mengikuti mereka sampai di rumah.
Entah film ini diangkat dari kisah nyata atau nggak, yang penting kita harus menghormati Urban Belief ya.
8. Shelter
Entah apa yang merasuki sosok Ismail Basbeth ya waktu menggarap ide film satu ini. Soalnya, film ini menyajikan cerita yang super membosankan yang di-take dari one shot angle aja.
Bayangkan aja, cerita ini berawal dari 2 orang penumpang bis tengah malam yang nggak jelas apa hubungannya. Namanya cowok ya, wajar aja kalau nafsu nya tiba-tiba muncul kalau lihat cewek seksi, apalagi sepi dan nggak ada orang.
Si cowok mulai mencumbu dan terus mencumbu si cewek ketika cewek tertidur. Bahkan sampai si cewek bangun, si cowok terus mencumbu nya.
Anehnya, muka si cewek ini datar aja gitu. Nggak memberontak ataupun justru risih.
Karena nggak ada reaksi dari si cewek, si cowok terus melanjutkan aksinya. Dia memegang leher si cewek, mencium tangannya, bahkan terus pegang-pegang paha.
Akhirnya, si cowok kembali tidur di pangkuan si cewek. Tapi tangan nya ya tetap kemana-mana gitu.
Dalam koutasi nya di Vimeo, tertulis Love the one you’re with … while you can (cintai orang yang bersamamu, selagi kamu bisa)
Jujur ya, sampai sekarang kita masih belum nemu inti dari cerita ini.
9. KTP – Film Pendek Terbaik FVE 2016
Sekilas, nggak ada yang spesial dari judul film satu ini. Soalnya, KTP adalah hal yang nggak asing lagi buat kita.
Tapi menariknya, ada satu sisi yang diangkat dalam film keren ini. Seorang penduduk tua yang bernama Mbah Karsono ingin mengurus KTP biar dapat jaminan kesehatan dari negara.
Tapi pembuatan KTP Mbah Karsono nggak bisa dilanjut gara-gara Mbah Karsono mengaku kalau agama nya adalah Kejawen. Sedangkan di Indonesia, pilihan agama Kejawen itu nggak ada.
Akhirnya, pihak petugas kecamatan sepakat untuk mengurus dan menyelesaikan KTP Mbah Karsono waktu beliau sakit.
Dari film ini, banyak hal yang bisa kita pelajari. Tapi yang paling menonjol adalah hubungan dan kebijakan negara dalam mengatur rakyatnya. KTP diperlukan untuk mendapat jaminan dari negara. Sementara itu, pembuatan KTP jadi masalah tersendiri untuk warga miskin.
Jadi, satu hal pasti yang mau disuarakan di film ini adalah gimana peran negara dalam mempermudah untuk mengayomi masyarakat kalangan bawah.
Dengan ide brilian, pesan moral, serta nilai yang ditampilkan dalam film satu ini, nggak heran kalau film KTP ini berhasil menjadi pemenang Festival Video Edukasi (FVE) tahun 2016.
Bahkan, ada banyak praktisi pendidikan tinggi yang meneliti karya sastra hebat satu ini. Salah satunya adalah Vani Dias Adiprabowo dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.
10. Prenjak – Film Pendek Terbaik FFC 2016
Prenjak atau yang biasa disebut dengan In The Year og Monkey adalah pemenang gelar film pendek terbaik dalam Festival Film Canes 2016. Film karya Wregas Bhanuteja ini mengangkat sebuah tema yang unik meski tergolong vulgar.
Gimana tidak?
Diah, sosok cewek penjual korek batang, harus rela bagian paling intim nya dilihat oleh Jarwo, demi menjual korek batang itu. Syaratnya, Jarwo bisa melihat bagian vital itu dalam kegelapan selama korek itu menyala.
Film ini sebenarnya terinspirasi dari kebiasaan lama penjaja seks di Indonesia, yaitu pada era 90-an. Soalnya dulu, penjaja seks pada era itu dibayar dengan upah paling murah dengan menjual korek api dan memperlihatkan bagian intim mereka ketika sepi pelanggan.
Ini adalah suatu bentuk kenyataan hidup di dunia bahwa penjaja seks menjual ‘dirinya’ gara-gara kesulitan mencari ekonomi. Menurut Bhanuteja, permainan intip yang dilakukan Diah ini maklum aja, soalnya nggak sampai penetrasi alat kelamin kedua karakter.
Meski agak canggung di kacamata masyarakat Indonesia, film ini mendapat penghargaan luar biasa di kacamata internasional loh! Bahkan, kreativitas Wregas dalam memungkus cerita ini jadi bukti bahwa kualitas film pendek Indonesia juga nggak kalah sama karya luar negeri.
11. Sekar
Batik adalah salah satu kekayaan Indonesia yang udah go internasional dan masuk dalam PBB. Kerennya, batik jadi fokus dalam film berjudul Sekar yang dirilis tahun 2018 lalu.
Film yang diproduksi oleh Titimangsa Foundation yang bekerjasama dengan Fourcolours Film dan Bakti Budaya Djarum Foundation ini berhasil menarik perhatian dunia.
Ceritanya adalah tentang Sekar, sosok cewek buta yang menjadikan batik sebagai dunia nya. Ibu nya adalah pembuat batik dan dia selalu menemani ibunya dalam bikin batik.
Film ini menampilkan filosofi batik yang ternyata mengandung keindahan visual, suara, dan perasaan yang dialami oleh Diah. Selain itu, film satu ini memperlihatkan gimana dalamnya hubungan antara seorang ibu dan anak.
Meski belum mendapatkan awards dari kompetisi dan festival manapun, film satu ini cocok banget untuk menemani hari kamu.
12. The Seen and Unseen
Nggak bisa diragukan lagi kalau saudara kembar emang punya relasi yang dekat banget! Bahkan, kamu nggak bakal rela kalau saudara kamu itu sakit.
Itulah yang dialami oleh Tantri, gadis 10 tahun yang harus menerima kenyataan pahit. Saudara kembarnya, Tantra, mengalami penyakit hebat yang menyebabkan dia harus kehilangan ingatan.
Tantra sekarang harus terbaring lemah di tempat tidur, lemas dan tak berdaya. Sementara itu, Tantri harus rela bahwa sebentar lagi dia akan menjalani hari-harinya sendiri.
Dalam penderitaan dan sepi dunianya, dia selalu terbangun di malam hari untuk berimajinasi bersama Tantra. Tantri merasakan perjalanan ajaib, emosi yang terjadi antara tubuh dan nyawa, terjebak dalam kenyataan dan mimpi.
Mampukah Tantri menjalani dunia yang kejam ini??
Lihat sendiri di YouTube atau aplikasi streaming video ya.
13. Maryam
Terakhir, ada film karya Sidi Saleh yang jadi pemenang penghargaan The Best Short Film di Venice Film Festival tahun 2014.
Ceritanya adalah tentang sorang wanita yang bekerja untuk keluarga Kristen. Padahal, Maryam sendiri adalah sosok wanita muslim.
Dalam keluarga ini, tugas Maryam adalah menjaga majikan autis yang ia panggil dengan sebutan Tuan. Usia lelaki itu sekitar 40 tahun.
Awalnya sih nggak ada yang aneh dengan film ini. Sampai akhirnya dia sadar kalau sekarang adalah tanggal 24 Desember. Tuan berusia 40 tahun itu ingin merayakan hari besarnya di gereja.
Dengan penuh kebingungan, Maryam akhirnya masuk ke gereja untuk menemani Tuan nya itu melakukan ibadah Natal.
Kesimpulan – Film Pendek Indonesia Terbaik
Nah giman nih? Apa ada film yang berhasil bikin kamu ke-trigger buat nonton?
Inget ya, film ini punya durasi pendek dan maksimal 30 menit. Jadi, maksud dan inti film itu bener-bener to-the-point, cocok banget buat kamu yang nggak suka terlalu lama nonton film.
Selain itu, karya ini juga punya moral yang tinggi. So, patut dikonsumsi lah ya.
Mungkin ini dulu deh sharing kita kali ini. Jangan lupa, pantau terus perkembangan info update yang kita tulis tiap hari buat kamu ya.